Prinsip Hygiene Sanitasi Makanan pada Usaha Keripik Tempe Di Desa Koto Agung Kecamatan Sitiung Kabupaten Dhamasraya Provinsi Sumatera Barat

(1) * Neni Ekowati Januariana Mail (Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Institut Kesehatan Helvetia, Medan., Indonesia)
(2) Suzan Fitriana Pakpahan Mail (Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Institut Kesehatan Helvetia, Medan., Indonesia)
(3) Hera Satya Jayanti Mail (Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Institut Kesehatan Helvetia, Medan., Indonesia)
*corresponding author

Abstract


The majority of Indonesians have long been familiar with chips as a snack item. Apart from that, improper processing of chips might result in food risks arising from chemical, biological, and physical aspects. This study aimed to determine the relationship between knowledge and attitudes with the principles of food sanitation hygiene. Cross-sectional research design is used in this observational study, the population consisted of 53 individuals who worked for the tempeh chip company in Koto Agung Village, Sitiung District, Dharmasraya Regency, West Sumatra Province. The chi-square test was used for univariate and bivariate data analysis. The results of chi-square test obtained the relationship between knowledge and the principles of food sanitation hygiene in tempeh chips business with p = 0.000, there was a relationship between attitude and the principles of food sanitation hygiene in the tempeh chips business with p = 0.007. The study's findings indicate a connection between attitudes and understanding of the fundamentals of food sanitary hygiene in the tempeh chip industry. All employees of the Koto Agung Village, Sitiung District, Dharmasraya Regency, West Sumatra Province tempeh Chip Company are advised to be knowledgeable about and adopt a positive attitude toward food sanitation hygiene by the year 2023. 

Abstrak. Sebagian besar masyarakat Indonesia sudah lama mengenal keripik sebagai makanan ringan. Selain itu, pengolahan keripik yang tidak tepat dapat mengakibatkan risiko pangan yang timbul dari aspek kimia, biologi, dan fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan prinsip higiene sanitasi pangan. Penelitian observasional ini menggunakan desain penelitian cross-sectional, populasi sebanyak 53 orang yang bekerja pada perusahaan keripik tempe di Desa Koto Agung, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Analisis data univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil uji chi-square diperoleh hubungan pengetahuan dengan prinsip higiene sanitasi pangan pada usaha keripik tempe dengan p = 0,000, terdapat hubungan sikap dengan prinsip higiene sanitasi pangan pada usaha keripik tempe dengan p = 0,007. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara sikap dengan pemahaman tentang dasar-dasar higiene sanitasi pangan pada industri keripik tempe. Seluruh karyawan di Desa Koto Agung Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat dihimbau untuk memiliki pengetahuan dan bersikap positif terhadap higiene sanitasi pangan pada tahun 2023.


Keywords


Tempe Chips Business; Knowledge; Attitudes; princIples of Food Hygiene Sanitation

   

DOI

https://doi.org/10.47679/ib.2024901
      

Article metrics

10.47679/ib.2024901 Abstract views : 42 | PDF views : 35

   

Cite

   

Full Text

Download

References


Avicena, R. (2018). Hygiene Sanitasi Makanan.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2019). Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI). Diakses dari http://pionas.pom.go.id/ioni

Darsani, Fahrurrozi, & Cahyono, E. (2019). Pengetahuan: Artikel Review. Jurnal Keperawatan, 12(1), 9.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Undang-Undang No 86 Tahun 2019 Tentang Pangan. Jakarta, Indonesia: Kementerian Kesehatan RI.

Los, UMDECDE. (2018). Pengolahan aneka kerupuk dan keripik bahan pangan. Makassar, Indonesia: Universitas Negeri Makassar.

Notoatmodjo, S. (2003a). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta, Indonesia: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2003b). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta, Indonesia: Kencana.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No 1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga.

Procter, J., Hopkins, F. E., Fileman, E. S., & Lindeque, P. K. (2019). Smells good enough to eat: Dimethyl sulfide (DMS) enhances copepod ingestion of microplastics. Marine Pollution Bulletin, 138, 1-6. https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.2019.01.030

Rahma. (n.d.). Hubungan Tingkat Pengetahuan Hygiene Sanitasi Makanan dengan... Jurnal Kesehatan.

Rauf, R. (2013). Sanitasi Pangan & HACCP. Yogyakarta, Indonesia: Graha Ilmu.

Sarwono. (2022). Kacang-kacangan dan umbi: Kontribusi ketahanan pangan dan perkembangan teknologinya. Inovasi Pertanian Tanaman Pangan, 95-132.

Ulfa. (2020). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hygiene Sanitasi Usaha Pengrajin Kue. Jurnal Kesehatan Lingkungan.

World Health Organization. (2019). World Report On Ageing and Health. Geneva, Switzerland: World Health Organization.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Neni Ekowati Januariana, Suzan Fitriana Pakpahan, Hera Satya Jayanti

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Indonesia Berdaya Published By 
Utan Kayu Publishing
 
Lucky Arya Residence 2 No.18.
Jalan HOS. Cokroaminoto Kabupaten Pringsewu
Lampung-Indonesia 35373
 
Email: jiberdaya@gmail.com