(2) Haryati Haryati (Fakultas Kedokteran, Universitas Halu Oleo, Indonesia)
(3) * Mubarak Mubarak (Fakultas Kedokteran, Universitas Halu Oleo, Indonesia)
(4) Saida Saida (Fakultas Kedokteran, Universitas Halu Oleo, Indonesia)
(5) Rahmawati Rahmawati (Fakultas Kedokteran, Universitas Halu Oleo, Indonesia)
(6) Arfiyan Sukmadi (Fakultas Kedokteran, Universitas Halu Oleo, Indonesia)
*corresponding author
AbstractAccording to the Health Profile of Southeast Sulawesi, DM is ranked 5th out of the 10 largest diseases in Southeast Sulawesi with 13,946 sufferers. The increasing number of people with Type 2 Diabetes Mellitus is a global health threat. Of course, the prevalence rate of diabetes mellitus must be prevented with both preventive and promotive actions. One form of prevention that can be sought is by detecting as early as possible in people who have risk factors. Therefore, this community service activity is carried out to detect the risk of diabetes mellitus, by checking blood sugar levels, and measuring BMI and abdominal circumference which are indicators of diabetes mellitus. The results of the examination of 63 respondents (41 women, 22 men) obtained the following results 7 respondents had a temporary blood sugar (GDS) of more than 200 mg/dl, and 56 respondents had a temporary blood sugar (GDS) less than 200 mg/dl, 29 respondents with abdominal circumference more than 80 cm (female) and 7 respondents with abdominal circumference more than 90 cm (male), 42 respondents were categorized as overweight (BMI more than 25kg/m2). The results above indicate that there are still many people who are not aware that they are at risk of developing DM, so there needs to be regular checks and Health Education on DM problems.
Abstrak: Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara mencatatkan bahwa DM berada pada urutan ke-5 dari 10 penyakit terbesar di Sultra dengan jumlah 13.946 penderita. Peningkatan jumlah penyandang Diabetes Melitus tipe 2 menjadi salah satu ancaman kesehatan global. Tentunya laju prevalensi diabetes melitus harus dicegah dengan tindakan baik preventif maupun promotif. Salah satu bentuk preventif yang dapat diusahakan yakni dengan melakukan deteksi sedini mungkin pada masyarakat yang memiliki faktor resiko. Oleh karena itu kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk mendeteksi adanya resiko penyakit diabetes melitus, dengan melakukan pemeriksaan kadar gula darah sewaktu, pengukuran IMT dan lingkar perut yang menjadi indikator penyakit diabetes melitus. Hasil pemeriksaan terhadap 63 responden (41 perempuan, 22 laki-laki) didapatkan hasil sebagai berikut 7 responden memiliki gula darah sewaktu (GDS) lebih dari 200 mg/dl, dan 56 responden memiliki gula darah sewaktu (GDS) kurang dari 200 mg/dl, 29 responden dengan lingkar perut lebih dari 80 cm (perempuan) dan 7 responden dengan lingkar perut lebih dari 90 cm (laki-laki), 42 responden masuk kategori overweight (IMT lebih dari 25kg/m2). Hasil diatas menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak sadar bahwa dirinya berisiko terkena penyakit DM sehingga perlu adanya pemeriksaan secara rutin dan Pendidikan Kesehatan akan masalah DM. KeywordsDiabetes Mellitus; Early Detection; Body Mass Index; Mokoau
|
DOIhttps://doi.org/10.47679/ib.2023411 |
Article metrics10.47679/ib.2023411 Abstract views : 898 | PDF views : 412 |
Cite |
Full TextDownload |
References
Dinkes Provinsi Sultra. (2017). Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara. Kendari: Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Geria, I. M., & Haryati, E. (2014). Hubungan Faktor Risiko Umur, jenis Kelamin, Kegemukan dan Hipertensi dengan Kejadian DMII di Wilayah Kerja Puskesmas Matram.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2016). Buku ajar fisiologi kedokteran.
Hardiman, S. L., Bernanthus, I. N., Rustati, P. K., & Susiyanti, E. (2009). Waist circumference as a predictor for blood glucose levels in adults. Universa Medicina, 28(2), 77-82.
Hartono, B., & Fitriani, F. (2018). Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Dr. Adjidarmo Rangkasbitung Tahun 2016. Jurnal Kedokteran Meditek.
International Diabetes Federation. (2021). Atlas Diabetes. IDF Diabetes Atlas, 9th edn. Brussels, Belgium: International Diabetes Federation, 33.
Kemenkes, R. (2018). Hasil utama RISKESDAS 2018. Jakarta: Kemenkes RI.
Puskesmas Mokoau. (2021). Rekam Medik. Kendari: Puskesmas Mokoau.
Rahmadinia, L., Mahmuda, I. N. N., & PD, S. (2018). Hubungan Lingkar Perut dan Rasio Lingkar Perut Panggul dengan Kadar Gula Darah Puasapada Anggota TNI Kodim 0735 Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Septyaningrum, N., & Martini, S. (2014). Lingkar perut mempunyai hubungan paling kuat dengan kadar gula darah. Jurnal Berkala Epidemiologi, 2(1), 48-51.
Suarsih, C. (2020). Hubungan pola makan dengan kejadian kolestrol pada lansia di wilayah kerja puskesmas tambaksari. Jurnal Keperawatan Galuh, 2(1), 25-30.
Suyono, S. (2011). Patofisiologi Diabetes Melitus dalam buku Penatalaksanaan Diabetes Terpadu sebagai Panduan Penatalaksanaan Diabetes Mellitus bagi dokter maupun edukator diabetes. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 11.
Wardhani, N. S. S. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Diabetes Mellitus tipe 2 dengan gangguan Integritas jaringan. STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.
WHO. (2021). Diabetes Key Fact Retrieved 21 November, 2021, from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diabetes
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 La Rangki La Rangki, Haryati Haryati, Mubarak Mubarak, Saida Saida, Rahmawati Rahmawati, Arfiyan Sukmadi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.