Factors associated with menopause complaints in the Prolanis group at Aisyah Medical Center (AMC) Lampung, Indonesia: Faktor yang berhubungan dengan keluhan menopause pada kelompok prolanis di Aisyah Medical Center (AMC) Lampung, Indonesia

Vol. 3 No. 1: May 2023 | Pages : 25-30

DOI: 10.47679/jchs.202342   Reader : 375 times PDF Download : 72 times

Abstract

PENDAHULUAN

Menopause merupakan tahap dalam kehidupan wanita ketika menstruasi berhenti, dengan demikian tahun – tahun melahirkan anak juga berhenti. Wanita dikatakan telah menopause jika sudah tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan sejak menstruasi terakhir. Umumnya terjadi pada usia 50 tahun setelah menopause (Suryoprajogo,2019).

Berdasarkan World Health Organization (WHO), pada tahun 2000, total populasi wanita yang mengalami menopause diseluruh dunia mencapai 645 juta orang, tahun 2010 mencapai 894 juta orang dan diperkirakan di tahun 2030 mendatang jumlah perempuan di dunia yang memasuki masa menopause akan mencapai 1,2 miliar wanita. Artinya sebanyak 1,2 miliyar perempuan yang memasuki usia 50 tahun. Sebanyak 80% diantaranya tinggal di Negara berkembang dan populasi wanita menopause meningkat 3% disetiap tahunnya (Nurlina, 2021).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 mencapai 255 juta dan terjadi peningkatan menjadi 268 juta pada tahun 2019 (Badan Pusat Statistik,2015). Menurut proyeksi penduduk Indonesia tahun 2010 – 2035 oleh Badan Pusat Statistika, jumlah perempuan berusia diatas 50 tahun adalah 20,9 juta. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah perempuan yang hidup dalam usia menopause di Indonesia 30,3 juta orang. Menurut Badan Pusat Statistika (BPS), pada tahun 2025 diperkirakan akan ada 60 juta wanita menopause (Baziad, 2010).

Berdasarkan data Kemenkes (2017), jumlah penduduk Indonesia menurut kelompok umur dari 45-49 tahun sebanyak 8.304.021 penduduk wanita, sedangkan di Provinsi Lampung sendiri total penduduk dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 3.954.831 (Kemenkes, 2017), serta data Dinkes Provinsi Lampung (2016) jumlah penduduk perempuan sebanyak 3.954.831 orang dan yang berusia antara 49-54 tahun sebanyak 437.050 orang artinya sebanyak 437.050 wanita mengalami menopause.

Faktor keluhan yang dirasakan pada masa menopause sangat beragam dan bersifat individual, karena dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah usia, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, gaya hidup, misalnya kebiasaaan merokok ataupun minum alcohol, faktor budaya setempat, serta riwayat penggunaan kontrasepsi (Juliana, 2021). Dampak dari menopause dapat menyebabkan keluhan jangka pendek berupa hot flushes, inkontinensia, gangguan psikologis keluhan jangka panjang seperti osteoporosis, tulang patah, bahkan penyakit kardiovaskuler dan pembuluh dan Jika tidak ditangani, kondisi seperti ini tidak hanya dapat menganggu kegiatan sehari-hari tapi dapat juga menurunkan kualitas hidup perempuan menopause istri (Banziat, dalam Republika, 2010).

Usia rata – rata wanita mengalai menopause adalah 51 tahun, tetapi bisa terjadi pada usia 40 – 45 tahun dan masih dalam kategori normal (Holland, 2015). Menjelang menopause biasanya ditandai dengan keluhan – keluhan fisik dan psikologis seperti, mudah tersinggung, takut, gelisah, mudah marah, gejolak panas (hot flushes), depresi, sakit kepala,cepat lelah, sulit berkosentrasi, mudah lupa, kurang tenaga, berat badan bertambah, nyeri tulang dan otot, gangguan tidur, obstipasi, jantung berdebar –debar, gangguan libido, kesemutan, mata berkunang – kunang (Mulyani, 2013).

Menurut penelitian dari Indrawati dan Maryatun (2019), bahwa perubahan fisik yang terjadi pada wanita menopause dini berdasarkan karakteristik informan kunci usia pertama kali menstruasi sebagian besar menstruasi usia 12 – 13 tahun, sedangkan usia menopause sebagian besar berusia antara 45- 50 tahun, berdasarkan status pekerjaan informan kunci sebagian besar swasta. Hasil penelitian yang disampaikan oleh Widjayanti (2016) mengatakan mayoritas wanita menopause (90,32%) mengluhkan rasa tidak nyaman pada tulang, persendian dan otot (sakit pada persendian, keluhan rematik), keluhan lainnya berupa hot flashes (85,87%), serta kelelahan secara fisik dan mental akibat penurunan kadar estrogen pada masa menopause sebanyak (74,19%).

Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi kemampuan berfikir. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin mudah seseorang menerima dan semakin banyak pula pengetahuannya. (Lusiana, 2014), mengatakan sebagian wanita dengan pengetahuan kurang tentang menopause (56,7%) mengalami kecemasan dalam menghadapi menopause (37,5%) (Tsurya et al, 2016).

Faktor pekerjaan menurut Hammam et al (2012), mengatakan wanita dengan stress pekerjaan akan lebih cepat mengalami gejala atau keluhan menopause (Indrawati & Maryatun, 2019). Penelitian oleh Griffits (2013) menjelaskan wanita yang bekerja tidak sempat memikirkan gangguan atau keluhan selama masa menopause, begitu pula wanita yang tidak bekerja yang mana pekerjaan rumah tangga cukup membuatnya sibuk sehingga juga tidak dapat memikirkan keluhan masa menopause (Hekhwati, 2016). Serta penelitan Jannah (2014), yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan alat kontrasepsi dengan keluhan masa menopause.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan September 2022 di Aisyah Medical Center (AMC) terdapat jumlah prolanis 30 lansia, hasil wawancara yang dilakukan kepada 10 lansia, lansia mengeluhkan mereka sudah menopause pada usia 45 – 55 tahun, dengan karakteristik dan keluhan yang berbeda- beda, bahkan ada ibu yang tidak mengetahui adanya gejala menopause dan menganggap bahwa gejala menopause merupakan hal yang tidak wajar dan memerlukan pengobatan medis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan menopause pada kelompok prolanis Aisyah Medical Center (AMC.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dengan tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan keluhan menopause pada kelompok prolanis di Aisyah Medikal Center (AMC). Pengumpulan data menggunakan kuesioner, Populasi yang akan di teliti pada penelitian ini berdasarkan seluruh data prolanis yang berada di Aisyah Medikal Center berjumlah 30 lansia dan dengan cara total sampling. Dalam penelitian ini variabel independentnya adalah Umur, pekerjaan, pendidikan dan alat kontarsepsi hormonal. Dan variabel dependennya adalah keluhan menopause. analisis data secara univariat dan bivariate degan uji chi square, penelitian ini dilakukan bulan September 2022, dan tempat penelitian di Aisyah Medikal Center.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui karakteristik responden berdasarkan Umur menopause sebagain besar Menopause Normal berjumlah 17 (56,7%), responden dengan Pekerjaan sebagian besar Tidak bekerja berjumlah 19 (63,3%), sebagian responden dengan Pendidikan Tinggi berjumlah 18 (56,0%), Sebagian responden Tidak menggunakan kontrasepsi homonal berjumlah 17 (56,7%) dan Keluhan Menopause responden sebagian besar Ringan sebanyak 18 (60,0%).

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian responden yang memiliki Umur menopause Dini dan mengalami keluhan menopause berat sebanyak 9 (69,2%) responden, Dari hasil analisis data diperoleh hasil nilai p = 0,004. Angka tersebut menunjukkan bahwa nilai p < 0,05, artinya Ada hubungan umur saat menopause dengan keluhan menopause pada wanita prolanis di Aisyah Medical Center (AMC).

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian responden yang memiliki Pendidikan rendah dan mengalami keluhan menopause berat sebanyak 11 (91,7%) responden, Dari hasil analisis data diperoleh hasil nilai p = 0,000. Angka tersebut menunjukkan bahwa nilai p < 0,05, artinya Ada hubungan pendidikan dengan keluahan menopause pada wanita prolanis di Aisyah Medical Center (AMC).

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian responden yang Bekerja dan mengalami keluhan menopause berat sebanyak 8 (72,7%) responden, Dari hasil analisis data diperoleh hasil nilai p = 0,005. Angka tersebut menunjukkan bahwa nilai p < 0,05, artinya Ada hubungan pekerjaan dengan keluhan menopause pada wanita prolanis di Aisyah Medical Center (AMC).

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian responden yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal dan mengalami keluhan menopause berat sebanyak 8 (61,5%) responden, Dari hasil analisis data diperoleh hasil nilai p = 0,035. Angka tersebut menunjukkan bahwa nilai p < 0,05, artinya Ada hubungan penggunaan alat kontrasepsi hormonal dengan keluhan menopause pada wanita prolanis di Aisyah Medical Center (AMC).

Karakteristik Responden Jumlah (%)
Umur Menopause
Menopause Normal 17 56,7
Menopause Dini 13 43,3
Pekerjaan
Tidak Bekerja 19 63,3
Bekerja 11 36,7
Pendidikan
Rendah 12 40,0
Tinggi 18 60,0
Alat Kontrasepsi Hormonal
Tidak Menggunakan 17 56,7
Menggunakan 13 43,3
Keluhan Menopause
Ringan 18 60,0
Berat 12 40,0
Table 1. Karakteristik Responden berdasarkan Umur, Pekerjaan, Pendidikan, Alat Kontarsepsi Hormonal Dan Keluhan Menopause
Variabel Keluhan Menopause Total P-Value
Ringan Berat
N % n % N %
Umur Menopause
Menopause Normal 14 82,4 3 17,6 17 100 0,001
Menopause Dini 4 30,8 9 69,2 13 100
Total 18 60,0 12 40,0 30 100
Pendidikan
Rendah 1 8,3 11 91,7 12 100 0,001
Tinggi 17 94,4 1 5,6 18 100
Total 18 60,0 12 40,0 30 100
Pekerjaan
Tidak Bekerja 15 78,9 4 21,1 19 100 0,001
Bekerja 3 27,3 8 72,7 11 100
Total 18 60,0 12 40,0 30 100
Penggunaan Alkon Hormonal
Tidak Menggunakan 13 76,5 4 23,5 17 100 0,001
Menggunakan 5 72,2 8 61,5 13 100
Total 18 60,0 12 40,0 30 100
Table 2. Hubungan antara umur saat menopause, Pendidikan, pekerjaan, dan penggunaan alat kontrasepsi dengan keluhan menopause pada wanita prolanis

DISKUSI HASIL PENELITIAN

Hubungan antara Umur dengan keluhan menopause pada wanita

Diketahui bahwa sebagian responden yang memiliki Umur menopause Dini (<40 tahun) dan mengalami keluhan menopause berat sebanyak 9 (69,2%) responden, Dari hasil analisis data diperoleh hasil nilai p = 0,004. Angka tersebut menunjukkan bahwa nilai p < 0,05, artinya Ada hubungan umur saat menopause dengan keluhan menopause pada wanita prolanis di Aisyah Medical Center (AMC).

Hal ini sejalan dengan penelitian Maita dkk (2013), yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara umur saat menopause dengan keluhan pada masa menopause, dimana wanita yang mengalami menopause terlambat lebih beresiko 3 kali lipat dibandingkan wanita yang mengalami menopause normal hal ini Berdasarkan Hasil uji statistik didapatkan nilai p Value = 0,01 lebih kecil dari α = 0,05 berarti ada hubungan umur menopause dengan keluhan masa Menopause. Analisis keeratan dua variabel OR 3,38 CI 95% (1,37-8,33). Umur seseorang berpengaruh terhadap kesiapan seseorang menghadapi keluhan menopause. Semakin bertambah usia, maka semakin siap wanita menghadapi keluhan menopause.

Menopause terjadi pada usia 51 tahun pada wanita di Amerika Serikat, namun bisa terjadi secara normal pada wanita yang berusia 40 tahun, tetapi rentangnya pada usia 40-55 tahun. Ketika mendekati masa menopause, lama dan banyaknya darah yang keluar pada siklus menstruasi cenderung bervariasi dan tidak seperti biasanya. Pada beberapa wanita, aktivitas menstruasi berhenti secara tiba-tiba. Siklus tersebut biasanya terjadi secara bertahap, baik dalam jumlah maupun lamanya. Dan jarak antara dua siklus menjadi lebih dekat atau lebih jarang. Ketidakteraturan ini bisa berlangsung selama 2-3 tahun sebelum akhirnya siklus berhenti (Utami, 2016).

Menurut Prawirohardjo (2011), seorang wanita dikatakan mengalami menopause premature (menopause dini) apabila menopause terjadi sebelum usia 40 tahun dan sebaliknya dikatakan menopause terlambat apabila masih mendapat haid diatas usia 52 tahun. Berdasarkan hasil penelitian Masruroh (2012) didapatkan ada hubungan antara riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal dengan usia menopause. Semakin lama memasuki usia menopasue maka keluhan yang dialami akibat penggunaan kontrasepsi akan semakin panjang.

Peneliti berpendapat bahwa usia prolanis yang memasuki usia menopause dini sebagian besar < 40 tahun hal tersebut dikarenakan sebagian besar responden mengalami menstruasi pertama kali pada umur 12 tahun, budaya menikah pada usia 20 tahun. Dikarenakan hal tersebut maka keluhan pada saat menopause belum mampu untuk di kontrol sehingga di butuhkan edukasi untuk mengetahui tanda, gejala dan cara penangananya.

Hubungan antara Pendidikan dengan keluhan menopause pada wanita

Diketahui bahwa sebagian responden yang memiliki Pendidikan rendah (SD dan SMP) dan mengalami keluhan menopause berat sebanyak 11 (91,7%) responden, Dari hasil analisis data diperoleh hasil nilai p = 0,000. Angka tersebut menunjukkan bahwa nilai p < 0,05, artinya Ada hubungan pendidikan dengan keluhan menopause pada wanita prolanis di Aisyah Medical Center (AMC).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Astari (2014) di Puskesmas Sukahaji Kabupaten Majalengka dan hasil penelitian Putri (2014) di Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kualitas hidup perempuan menopause. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terbanyak perempuan menopause dengan kualitas hidup yang baik, kualitas hidup secara subjektif cenderung lebih baik pada wanita menopause yang berpendidikan tinggi.

Sejalan dengan penelitian Syalfina (2017) dikatakan bahwa semakin tinggi pendidikan kemungkinan akan mendapatkan dukungan sosial dari orang yang berada di sekitarnya sehingga memiliki kualitas hidup menopause yang baik. Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Setiyorini (2017), mengatakan bahwa Pendidikan merupakan faktor penting dalam memahami penyakit, perawatan diri, pengelolaan DM dan pengontrolan KGD, mengatasi gejala yang muncul dengan penanganan secara tepat serta mencegah terjadinya komplikasi. Pendidikan terkait dengan pengetahuan. Selain itu, pendidikan tinggi membuat individu mampu mengembangkan mekanisme koping dan pemahan yang baik terhadap informasipendidikan yang tinggi dipandang perlu bagi kaum wanita, karena tingkat pendidikan yang tinggi maka mereka dapat meningkatkan taraf hidup, membuat keputusan yang menyangkut masalah. kesehatan mereka sendiri. Semakin tinggi pendidikan seorang wanita maka akan mudah menerima hal-hal yang baru dan mudah menyesuaikan diri dengan masalah- masalah baru. Pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan seseorang, makin tinggi tingkat pendidikan maka semakin mudah bagi orang itu menerima informasi (Notoatmojo, 2010).

Pada dasarnya, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin tinggi dan semakin luas pula ilmu pengetahuan yang dapat dikuasi manusia dalam ruang dan waktu (Yunus, dkk, 2012). Menurut penelitian Batool, dkk (2014), menunjukan bahwa prevelensi gejala menopause ditemukan gejala somatic lebih tinggi pada wanita berpendidikan dibandingkan dengan wanita yang tidak berpendidikan sedangkan prevelensi gangguan psikologis dan urogenital lebih tinggi pada wanita yang tidak berpendidikan dibandingkan dengan wanita yang berpendidikan.

Peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan yang kurang pada responden dikarenakan faktor ekonomi sehingga banyak yang tidak melanjutkan pendidikan ke SMA, juga faktor budaya yang jika wanita tidak perlu pendidikan tinggi karena setelah menikah akan mengurus suami dan pada umur tersebut biasanya wanita sudah dicarikan jodoh sehingga kemampuan menyerap informasi juga terbatas, biasanya informasi diberikan sedikit tapi sering dengan media yang berbeda – beda.

Hubungan antara Pekerjaan dengan keluhan menopause pada wanita

Diketahui bahwa sebagian responden yang Bekerja dan mengalami keluhan menopause berat sebanyak 8 (72,7%) responden, Dari hasil analisis data diperoleh hasil nilai p = 0,005. Angka tersebut menunjukkan bahwa nilai p < 0,05, artinya Ada hubungan pekerjaan dengan keluahan menopause pada wanita prolanis di Aisyah Medical Center (AMC).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan kualitas hidup perempuan menopause. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Syalfina (2017) di Desa Karang Jeruk Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto, bahwa ada hubungan yang signifikan antara pekerjan dengan kualitas hidup perempuan menopause.

Pekerjaan menentukan pendapatan seseorang yang berpengaruh pada tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu seperti media informasi untuk menambah pengetahuan. Sejalan dengan pendapat Kargenti (2014) yang menyatakan bahwa penghasilan yang rendah berkaitan dengan kualitas hidup perempuan menopause. Keadaan sosial ekonomi ini akan mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan pada seseorang, apabila faktor- faktor tersebut cukup baik maka akan dapat mengurangi beban fisiologis dan psikologis.

Hasil penelitian Maeyani (2009), menunjukan bawa wanita yang tidak bekerja cenderung mengalami keluhan berat pada masa menopause dibandingkan dengan wanita yang bekerja. Hal ini dikarenakan wanita yang masih bekerja pada masa menopause, akan meningkatkan perasaan bahwa dirinya masih berguna dan masih mampu memberikan manfaat pada orang lain serta dapat mengurangi perasaan – perasaan negative yang muncul. Selain itu, keterlibatan dalam berbagai aktifitas dapat mempertebal rasa percaya diri dan meningkatkan citra diri yang mulai menurun. Hal ini dapt mengurangi keluhan – keluhan pada masa menopause yang dirasakannya (Noor, 2012).

Dari hasil penelitian terbanyak perempuan menopause tidak bekerja dan tidak memiliki pendapatan akan tetapi perempuan menopause yang tidak memiliki pendapatan bukan berarti mereka tidak memiliki uang sama sekali. Meskipun perempuan menopause tersebut tidak bekerja dan tidak mempunyai pendapatan, mereka masih mendapatkan uang dari suami, anak-anak atau kerabat mereka sehingga setidaknya masih bisa untuk mencukupi kebutuhan mereka, Keadaan sosial ekonomi ini akan mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan pada seseorang, apabila faktor- faktor tersebut cukup baik maka akan dapat mengurangi beban fisiologis dan psikologis yang akan berdampak juga terhadap keluhan saat menopause.

Hubungan antara alat kontrasepsi hormonal dengan keluhan menopause pada wanita

Diketahui bahwa sebagian responden yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal dan mengalami keluhan menopause berat sebanyak 8 (61,5%) responden, Dari hasil analisis data diperoleh hasil nilai p = 0,035. Angka tersebut menunjukkan bahwa nilai p < 0,05, artinya Ada hubungan penggunaan alat kontrasepsi hormonal dengan keluhan menopause pada wanita prolanis di Aisyah Medical Center (AMC).

Menurut Prawirihardjo (2011), alat kontrasepsi hormonal adalah alat yang bersisi hormone estrogen dan progesterone yang digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan cara menghambat ovulasi, perjalanan ovum dan implantasi, seta dapat mempertahankan siklus haid dan mengurangi insidens breakthrough bleeding. Penggunaan pil kombinasi sebagai alat salah satu jenis kontrasepsi hormonal pada wanita perimenopause dapat menurunkan resiko keluhan vasomotor, osteoporosis dan meningkatkan kepuasan seksual (Ali Baziad, 2010).

Menurut penelitian Sulastiyaningrum (2009), menyatakan bahwa ada hubungan antara alat kontrasepsi hormonal dengan keluhan perimenopause. Hal ini bisa terjadi karena pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal akan terjadi peningkatan kadar hormone estrogen dan progesterone, yang muali menurun di dalam tubuhnya akibat berkurangnya fungsi ovarium dalam memproduksi hormone estrogen dan progesterone (Maryani, 2012).

Peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan alat kontrasepsi hormonal responden terbanyak menggunakan KB suntik dan pemakaiannya biasanya berlangsung lama dan tidak berganti ganti sehingga dampaknya baru terasa sekarang saat memasuki menopause. Informasi yang terbatas menjadi salah satu penyebab penggunaan kontrasepsi yang berlangsung lama biasanya informasi di dapatkan.

KESIMPULAN

Hasil analisis uji Chi square data diperoleh hasil nilai p = 0,004 Ada hubungan umur saat menopause dengan keluhan menopause, nilai p = 0,000. Ada hubungan pendidikan dengan keluhan menopause, nilai p = 0,005, Ada hubungan pekerjaan dengan keluahan menopause dan nilai p = 0,035. Ada hubungan penggunaan alat kontrasepsi hormonal dengan keluhan menopause pada wanita prolanis di Aisyah Medical Center (AMC), Diharapkan dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi responden mengnai faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap keluhan saat menopause.

DECLARATIONS

CONSENT FOR PUBLICATION

I fully agree that this thesis can be published for academic purposes and I am ready to provide support and additional information needed to facilitate the publication process.

AVAILABILITY OF DATA AND MATERIAL (ADM)

All of the data and materials used in this research have been collected well and are available for those who need them, both for academic purposes and further research.

COMPETING INTERESTS

The authors declare no conflict of interest.

FUNDING

In this research process, the researcher used personal funds to support the continuity of the research.

AUTHORS' CONTRIBUTIONS

The author's contributions to this research include planning, data collection, analysis, and report writing. All of these contributions would not have been possible without the support of the parties who have assisted in the research process.

Copyright and Licenses

Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under an Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.

Data Availability

References

  • Batool, Syeda Fakhar, Yasmeen Saggu, Mansoor Ghani. 2014. Perception of
  • Menopausal Symptoms among Educated versus Non-Educated Women by
  • Using Menopausal Rating Scale (MRS), Journal of Nursing, 4 (8): 602-
  • [serial online] [disitasi pada 31 Juli 2017]. Diakses dari URL:
  • https://file.scirp.org/pdf/OJN_2014072216502909.pdf
  • Baziad, Ali. 2009. Menopause dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
  • Sarwono Prawirohardjo.
  • Biran A, 2004. Kontrasepsi Hormonal untuk Perempuan Berusia Lebih dari 35
  • tahun. [serial online] [disitasi pada 1 Februari 2018 ]. Diakses dari URL:
  • http://www.farmasia.com
  • Budiarto, Eko dan Dewi Anggraeni. 2002. Pengantar Epidemiologi. Jakarta:
  • EGC
  • Chedraui P, Aguirre W, Hidalgo L, Fayad L. 2007. Assesing Menopausal
  • Symptoms Among Healthy Middle Aged Women With The Menopausal
  • Rating Scale, The European Menopause Journal, 57 (3): 271-278. [serial
  • online] [disitasi pada 31 Juli 2017]. Diakses dari URL:
  • https://www.maturitas.org/article/S0378-5122(07)00036-9/fulltext
  • Desi. 2007. Hubungan Karakteristik Demografi Dan Umur Saat Menopause
  • Dengan Keluhan Saat Menopause (Studi Pada Wanita Anggota Posyandu
  • Usia Lanjut Di Kelurahan Putussibau Kota Kecamatan Putussibau
  • Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat Tahun 2007). Skripsi. [serial
  • online] [disitasi pada 7 Juni 2017 ]. Diakses dari URL:
  • http://onesearch.id/Record/IOS2852.4118#description
  • Ghani, Lannywati.2009. Seluk Beluk Menopause, Media Pengembangan dan
  • Penelitian Kesehatan, 19 (4): 193-197. [serial online] [disitasi pada 7 Juni
  • . Diakses dari URL:
  • http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/773/1715
  • Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku
  • Kedokteran EGC, 2011.
  • Holland, J. (2015). Moody Bitches The Truth About the Drugs You’re Taking, The Sleep You’re. New York: Penguen Press.
  • Indarwati & Maryatun. (2019). Karakteristik Wanita Menopouse dan Perubahan Pola Seksualitas di Desa Kedungan. Jurnal GASTER, 17(1), 1–16.
  • Irwan. 2016. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Yogyakarta: Deepublish
  • Jannah, M. (2014). Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Terhadap Keluhan Menopause Pada Wanita Di Desa Lambaro Skep Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh. Electronic Thesis and Dissertations UNSYIAH
  • Juliana, D., Anggraini, D. and Amalia, N. (2021) ‘Hubungan Antara Karakteristik Wanita Dengan Keluhan Pada Masa Menopause Di Wilayah Kerja Upk Puskesmas Perumnas II Pontianak’, ... Nursing Journal (BNJ), 3(1). Available at: https://akperyarsismd.e-journal.id/BNJ/article/view/32.
  • Kasdu, Dini. 2004. Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta: Puswa
  • Swara.
  • Kothiyal P, Monika S. 2013. Post Menopausal Quality of Life and Associated
  • Factors-A Review, Journal of Scientific and Innovative Research, 2 (4):
  • - 823. [serial online] [disitasi pada 1 Februari 2018]. Diakses dari
  • URL: http://www.jsirjournal.com/Vol2Issue4013.pdf
  • Kreitler dan Ben. 2004. Quality of life in children. New York: John Wiley n Sons.
  • Kuntjoro, Zainuddin Sri. 2014. Menopause. [serial online] [disitasi pada 31 Juli
  • ]. Diakses dari URL: http://www.psychoshare.com/file-640/psikologi-dewasa/menopause.html
  • Maghfiro ,Lailatul. 2014. Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Konstipasi Pada
  • Wanita Menopause Di Desa Balung Kecamatan Kendit Kabupaten
  • Situbondo, Jurnal Ilmiah Kesehatan. [serial online] [disitasi pada 7 Juni
  • ]. Diakses dari URL: http://repository.poltekkesmajapahit.ac.id/index.php/PUBKEB/article/view/250
  • Makara, M, Karolina. 2015. Physical Activity in Perimenopausal Women, Journal
  • of Pre-Clinical and Clinical Research, 9 (1): 48–53. [serial online]
  • [disitasi pada 31 Juli 2017]. Diakses dari URL:
  • http://www.jpccr.eu/Physical-activity-in-perimenopausalwomen,71494,0,2.html
  • Masriadi. 2012. Epidemiologi. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
  • Mayani. 2009. Hubungan antara Karakteristik Wanita dengan Keluhan dan
  • Frekuensi Keluhan pada Masa Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas
  • Aliayang Kota Pontianak. Skripsi. Pontianak: Fakultas Ilmu Kesehatan
  • Masyarakat Universitas Muhammadiyah
  • Meita, dkk. 2013. Karakteristik Wanita dengan Keluhan Masa Menopause di
  • Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari, Jurnal Kesehatan Komunitas, 2(3):
  • [serial online] [disitasi pada 7 Juni 2017 ]. Diakses dari URL:
  • http://jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/article/view/59
  • Mulyani, N. S. (2013). Menopause; Akhir Siklus Menstruasi pada Wanita di Usia Pertengahan. Yogyakarta: Nuha Medika.
  • Nasution, HHD. 2013. Perbandingan Keluhan pada Paramedis Masa
  • Perimenopause dan Pascamenopause dengan Menggunakan Menopause
  • Rating Scale di RSUP Haji Adam Malik Medan dan RS Jejaring FK USU.
  • Thesis. [serial online] [disitasi pada 7 Juni 2017 ]. Diakses dari URL:
  • http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/39231?show=full
  • Noor, Sofia Retnowati. 2001. Tetap Bergairah Memasuki Usia Menopause:
  • Sebuah Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM
  • Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
  • Nurningsih. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Menopause dengan
  • Keluhan Wanita Saat Menopause di Kelurahan Cijantung Kecamatan
  • Pasar Rebo Jakarta Timur Tahun 2012. Skripsi. [serial online] [disitasi
  • pada 1 februari 2018 ]. Diakses dari URL:
  • http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25635/1/NURNI
  • NGSIH%20-%20fkik.pdf
  • Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Keperawatan: Pendekatan Praktis. Jakarta: Salemba Medika.
  • Rahman A, Zainudin S, Kar mun V.2010. Assesment of Menopausal Symptoms
  • Using Modified Menopause Rating Scale Among Middle Age Women in
  • Kuching, Sarawak, Malaysia, Asia Pasific Family Medicine, 9 (1): 5.
  • [serial online] [disitasi pada 31 Juli 2017 ]. Diakses dari URL:
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2834580/
  • Widjayanti, Y., Katolik, S., Vincentius, S. T., & Surabaya, A. P. (2016). Gambaran Keluhan Akibat Penurunan Kadar Hormon Estrogen Pada Masa Menopause (Studi Deskriptif di Wanita Hindu Dharma Indonesia Pura Jagad Dumadi Desa Laban Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik). Adi Husada Nursing Journal, 2(1), 96–101

Editorial's Note

Journal of Current Health Sciences remains neutral with regard to jurisdictional claims in published maps and institutional affiliations.

Rights and permissions

Open Access This article is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License, which permits use, sharing, adaptation, distribution and reproduction in any medium or format, as long as you give appropriate credit to the original author(s) and the source, provide a link to the Creative Commons licence, and indicate if changes were made. The images or other third party material in this article are included in the article's Creative Commons licence, unless indicated otherwise in a credit line to the material. If material is not included in the article's Creative Commons licence and your intended use is not permitted by statutory regulation or exceeds the permitted use, you will need to obtain permission directly from the copyright holder. To view a copy of this licence, visit https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/.

PDF

Keywords

  • Keluhan
  • Menopause
  • Prolanis
  • pendidikan
  • umur

Author Information

Echa Secondella arrel Fadhilla

Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia.

Ikhwan Amirudin

Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia.

Feri Agustriyani

Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia.

Article History

Submitted : 4 November 2022
Revised : 14 March 2023
Published : 20 April 2023

How to Cite This

Fadhilla, E. S. arrel, Amirudin, I., & Agustriyani, F. (2023). Factors associated with menopause complaints in the Prolanis group at Aisyah Medical Center (AMC) Lampung, Indonesia: Faktor yang berhubungan dengan keluhan menopause pada kelompok prolanis di Aisyah Medical Center (AMC) Lampung, Indonesia. Journal of Current Health Sciences, 3(1), 25–30. https://doi.org/10.47679/jchs.202342

Crossmark and Dimension

Verify authenticity via CrossMark

template

Before Submission

Keywords

visitors

Journal Visitors

Flag Counter

View MyStat

View MyStat

Ceritificate-Accreditation

Certificate Accreditation