Pengaruh Pemberian Seduhan Daun Kelor pada Ibu Hamil Terhadap Peningkatan Kadar Haemoglobin

Vol. 1 No. 2: 2021 | Pages : 59-62

DOI: 10.47679/jchs.202112   Reader : 453 times PDF Download : 13 times

Abstract

PENDAHULUAN

Kehamilan merupakan kondisi fisiologis, namun kenyataannya dapat timbul masalah selama proses kehamilan, salah satunyaberkaitan dengan gizi. Masalah gizi yang banyak terjadi pada ibuhamil adalah anemia.Anemia pada masa kehamilan merupakan gangguan gizi sebagai akibat pola makan yang salah pada ibu hamil. Pola makan yang salah/tidak baik mengakibatkan kurangnya asupan zat gizi (Astuti, 2017).

Anemia merupakan kekurangan zat besi dapat meningkatkan risiko terhadap ibu dan bayi. Suplementasi merupakan strategi penting dalam menanggulangi defisiensi zat gizi mikro pada wanita, sedangkan anemia dalam kehamilan merupakan kondisi ibu dengan kadar Hb<11gr% pada trimester 1 dan trimester 3 atau kadar Hb <10,5gram% pada trimester 2 karena terjadinya hemodilusi padatrimester II. Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hypervolemia). Hypervolemia sebagai hasil dari peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang beredar dalam tubuh. Peningkatan yang terjadi tidak seimbang, peningkatan volume plasma jauh lebih besar sehingga memberikan efek yaitu konsentrasi hemoglobin berkurang, sehingga banyak sebagian besar ibu hamil dengan anemia pasti akan mengalami perdarahan, dimana hampir 40% ibu yang melakukan persalinan akan mengalami perdarahan serta penyebab utama kematian ibu dalam persalinan (Pribadi, A, 2015).

Anemia pada masa kehamilan dapat meningkatkan risiko kelahiran premature dan infeksi ibu post partum, bayi lahir sebelum waktunya, risiko perdarahan postpartum, hipertensi dan gagal jantung saat kehamilan, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Nutrisi yang baik dapat mencegah terjadinya anemia pada kehamilan, makan makanan yang tinggi kandungan zat besi seperti sayuran berdaun hijau, daging merah sereal, telur dan kacang tanah. (Proverawati,2018)

Prevalensi anemia pada ibu hamil di dunia tahun 2018 menurut World Health Organization (WHO) adalah sebesar 41,8%, sedangkan di Asia sebesar 48,2%. Badan kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75% dan semakin 2 meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan (WHO, 2018).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, persentase ibu hamil yang mengalami anemia di Indonesia meningkat dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2013 yaitu sebesar 48,9 persen. Dari data tahun 2018, jumlah ibu hamil yang mengalami anemia paling banyak pada usia 15-24 tahun yaitu sebesar 84,6 persen, usia 25-34 tahun sebesar 33,7 persen, usia 35-44 tahun sebesar 33,6 persen, dan usia 45-54 tahun sebesar 24 persen.

Menurut Data Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, tahun 2018 prevalensi kejadian anemia mencapai 24,1% dari 6.310 jumlah ibu hamil, pada tahun 2019 mencapai 22,3% dari 6.100 jumlah ibu hamil dan pada tahun 2020 prevalensi anemia meningkat kembali menjadi 23,6% dari 6.222 ibu hamil. Salah satu faktor penentu dalam angka prevalensi anemia adalah kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang asupan makan yang bergizi (Profil Dinkes Provinsi Lampung, 2020).

Berdasarkan data dari Puskesmas Kenali Kecamatan Belalau, diketahui pada tahun 2019 angka kejadian anemia pada ibu hamil mencapai 32 ibu hamil (20 anemia ringan, 4 anemia sedang dan 8 anemia berat), tahun 2020 angka kejadian anemia pada ibu hamil mencapai 34 ibu hamil (22 anemia ringan, 8 anemia sedang dan 4 anemia berat), sedangkan pada bulan Januari - Juli 2021 sudah diketahui jumlah anemia ibu hamil meningkat menjadi 42 ibu hamil (28 anemia ringan, 10 anemia sedang dan 4 anemia berat) (Profil Puskesmas Kenali, 2021).

Kebutuhan zat besi selama kehamilan yaitu rata – rata 800 mg – 1040 mg. ±300 mg diperlukan untuk pertumbuhan janin, ±50 – 75 mg untuk pembentukan plasenta, ±500 mg digunakan untuk meningkatkan massa hemoglobin maternal/sel darah merah, ±200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit serta ±200 mg lenyap ketika melahirkan. Perhitungan makan 3x sehari atau 1000 – 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 10 – 15 mg zat besi perhari namun hanya 1 – 2 mg yang diabsorpsi. Jika ibu mengkonsumsi 60 mg zat besi, maka diharapkan 6 – 8 mg zat besi dapat diabsorpsi, jika dikonsumsi selama 90 hari maka total zat besi yang diabsorpsi adalah sebanyak 720 mg dan 180 mg dari konsumsi harian ibu (Simbolon, D. 2018)

Salah satu sayuran hijau yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin darah adalah Sayur Kelor. Penelitian tentang kandungan nutrisi daun kelor menguak bahwa daun kelor ternyata memiliki kandungan 4 kali lebih betacarotene dari pada wortel, 17 kali lebih banyak kalsium dibandingkan susu dan 25 kali lebih banyak zat besi dari pada bayam. Daun kelor memiliki lebih banyak antioksidan dari pada daun hijau lainnya. Daun kelor merupakan sumber protein, vitamin A dan vitamin C serta mineral (besi dan kalsium, juga sumber vitamin B. Memiliki kandungan lemak yang rendah. Vitamin A lebih tinggi dari pada wortel, kandungan kalsium lebih tinggi daripada susu, zat besi lebih tinggi dari pada bayam, vitamin C lebih tinggi daripada jeruk, dan potasium lebih banyak dibandingkan pisang (Atika, 2021).

Hasil penelitian Hartati (2021) Rata-rata kadar Hemoglobin ibu hamil trimester III sebelum diberikan ekstrak daun kelor dengan Mean 9.642 dan Standar Deviasi 0.6103. Sesudah mengkonsumsi ekstrak daun kelor didapatkan rata – rata kadar HB ibu hamil sebesar 10.648 dan Standar Deviasi 0.9582. Hasil uji statistic didapatkan nilai p- value 0,000 < 0,005 Kesimpulan: ada pengaruh konsumsi ekstrak daun kelor terhadap peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil. Kepada bidan agar rutin memberikan penyuluhan kepada ibu hamil, tentang pentingnya mengkonsumsi makanan yang kayak kandungan Fe dan Vitamin C seperti daun kelor.

Daun kelor adalah tanaman yang kaya akan sumber protein, zat besi, vitamin C, dan nutrisi penting lainnya. Daun kelor memiliki manfaat yang besar, murah dan mudah didapatkan. Dalam 100 g daun kelor kering mengandung protein sebanyak 27,1g, lemak 2,3g, vitamin A sebanyak 18,9mg, thiamin 2,64 mg, Riboflavin 20,05 mg, Vitamin C. 17,3 mg, kalsium 2,003 mg, kalori sebanyak 205 kal, karbohidrat 38,2 g, Zat Besi 28,2g, Zinc (seng) 3,29 mg dan zat gizi laiinya. Beragam perbandingan pada daun kelor kering, yaitu daun kelor kering sama dengan ½ kali vitamin C pada jeruk segar, sama dengan 10 kali vitamin A pada wortel, 9 kali protein pada yoghurt serta 25 kali sat besi pada bayam(Hendarto, D.2019)

Berdasarkan data prasurvey yang peneliti lakukan pada tanggal 10 Agustus 2021, diketahui 10 ibu hamil mengalami anemia ringan dan sedang dengan kadar Hb 8-11 gr%, setelah dilakukan wawancara 10 ibu mengatakan belum pernah mengkonsumsi seduhan daun kelor. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik mengambil judul “Pengaruh Pemberian Seduhan Daun Kelor Pada Ibu Hamil Terhadap Peningkatan Kadar Haemoglobin Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun 2021”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian quasi eksperimen dan pendekatan two group pre test and post test design. Penelitian menggunakan 2 kelompok yaitu kelompok intervensi diberikan Fe dan seduhan daun kelor, sebanyak 2x40 mg selama 14 hari dan kelompok control diberikan hanya Fe saja. Analisis data menggunakan shapiro-wilk berdasarkan hasil uji normalitas data data normal.

HASIL PENELITIAN

Kadar Hb Mean SD Min Max N
Kelompok Intervensi
Sebelum 10.4 0.2 10.1 10.9 15
Sesudah 11,5 0.3 11.0 12.4 15
Kelompok kontrol
Sebelum 10.4 0.2 10.2 10.8 15
Sesudah 10.8 0.3 10.4 11.4 15
Table 1. Rata-rata Kadar Haemoglobin Pada sebelum dan sesudah pemberian seduhan daun kelor pada ibu hamil kelompok intervensi dan kelompok kontrol

Berdasarkan tabel 1 diketahui rata-rata kadar Hb sebelum diberikan tablet fe dan seduhan daun kelor pada ibu hamil adalah 10,4 gr/dl dan rata-rata kadar Hb sesudah diberikan tablet fe dan seduhan daun kelor pada ibu hamil adalah 11,5 gr/dl.

Rata-rata kadar Hb sebelum diberikan tablet Fe adalah 10,4 gr/dl dan rata-rata kadar Hb sesudah diberikan tablet Fe adalah 10,8 gr/dl.

Berdasarkan dari hasil uji statistik, p-value = 0,000 (p-value <α = 0,05) yang berarti ada pengaruh pemberian seduhan daun kelor pada ibu hamil terhadap peningkatan kadar Haemoglobin di UPT Puskesmas Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun 2021, terdapat perbedaan peningkatan kadar Hb dimana kelompok sebesar -0,7 gr/dl (tabel 2).

Kelompok Kadar Hb Mean Beda Mean P- Value
Tablet fe + seduhan daun kelor sebelum 10.4 -1.1 0,000
sesudah 11,5
Tablet fe sebelum 10.4 -0.4 0,000
sesudah 10.8
Perbedaan kelompok -0,7 0,000
Table 2. Pengaruh pemberian seduhan daun kelor pada ibu hamil terhadap peningkatan kadar Haemoglobin

PEMBAHASAN

Pengaruh pemberian seduhan daun kelor pada ibu hamil terhadap peningkatan kadar Haemoglobin

Berdasarkan hasil penelitian, hasil uji statistik, p-value= 0,000 (p-value<α= 0,05) yang berarti ada pengaruh pemberian seduhan daun kelor pada ibu hamil terhadap peningkatan kadar Haemoglobin di UPT Puskesmas Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun 2021, terdapat perbedaan peningkatan kadar Hb dimana kelompok sebesar -0,7 gr/dl.

Sejalan Rahmawati (2017) Hasil penelitian menyebutkan bahwa Dengan taraf signifikasi 0,05 diperoleh hasil p value = 0,000 (p value <0,05). Kesimpulan: Ada pengaruh peningkatan kadar Hb sebelum dan setelah konsumsi ekstrak daun kelor pada ibu hamil di Puskesmas Semanu I Gunung Kidul Tahun 2017. Penelitian Atika (2021) Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa analisis pengaruh daun kelor terhadap kadar hemoglobin dengan nilai P T-Test Berpasangan adalah 0.000 dengan selisih rata-rata kadar HB 0,6054 gr%, diperoleh hasil uji perbandingan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah diberikan daun kelor menggunakan t-test berpasangan menunjukkan nilai signifikansi (p) 0,000. Dengan demikian, hasil menunjukkan ada pengaruh secara signifikan pemberian daun kelor terhadap kadar hemoglobin ibu hamil.

Menurut penelitian Akhirin (2021), usia yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun akan memicu terjadinya anemia, dikarenakan ibu yang berumur kurang dari 20 tahun organ-organ reproduksinya belum begitu siap sehingga akan mempengaruhi suplay nutrisi pada ibu hamil. Sedangkan ibu hamil yang berumur lebih dari 35 tahun juga akan berpengaruh dalam kebutuhan nutrisinya karena fungsi organ yang kurang maksimal. Serta mempunyai resiko perdarahan lebih tinggi yang nanti akan dapat menyebabkan kejadian anemia. Namun ibu hamil yang berusia 20–35 tahun juga dapat mengalami anemia. Hal ini dikarenakan ibu yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe, ibu yang tidak suka mengkonsumsi sayur dan buah, ataupun ibu yang tidak rutin melaksanakan ANC.

Kadar Hb normal umumnya berbeda pada laki-laki dan perempuan. Untuk pria, anemia biasanya didefinisikan sebagai kadar Hb kurang dari 13,5 gram/100 ml dan pada wanita sebagai hemoglobin kurang dari 12,0 gram/100 ml. Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang umum terjadi ketika kadar sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh menjadi terlalu rendah (Proverawati, 2018).

Usia yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun akan memicu terjadinya anemia, dikarenakan ibu yang berumur kurang dari 20 tahun organ-organ reproduksinya belum begitu siap sehingga akan mempengaruhi suplay nutrisi pada ibu hamil. Sedangkan ibu hamil yang berumur lebih dari 35 tahun juga akan berpengaruh dalam kebutuhan nutrisinya karena fungsi organ yang kurang maksimal. Serta mempunyai resiko perdarahan lebih tinggi yang nanti akan dapat menyebabkan kejadian anemia. Namun ibu hamil yang berusia 20–35 tahun juga dapat mengalami anemia. Hal ini dikarenakan ibu yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe, ibu yang tidak suka mengkonsumsi sayur dan buah, ataupun ibu yang tidak rutin melaksanakan ANC. (Akhirin 2021)

Daun kelor adalah tanaman yang kaya akan sumber protein, zat besi, vitamin C, dan nutrisi penting lainnya. Daun kelor memiliki manfaat yang besar, murah dan mudah didapatkan. Dalam 100 g daun kelor kering mengandung protein sebanyak 27,1g, lemak 2,3g, vitamin A sebanyak 18,9 mg, thiamin 2,64 mg, Riboflavin 20,05 mg, Vitamin C. 17,3 mg, kalsium 2,003 mg, kalori sebanyak 205 kal, karbohidrat 38,2 g, Zat Besi 28,2g, Zinc (seng) 3,29 mg dan zat gizi laiinya. Beragam perbandingan pada daun kelor kering, yaitu daun kelor kering sama dengan ½ kali vitamin C pada jeruk segar, sama dengan 10 kali vitamin A pada wortel, 9 kali protein pada yoghurt serta 25 kali sat besi pada bayam (Hendarto, D, 2019). Penanggulangan anemia gizi besi dapat dilakukan dengan pemberian tablet besi yang mengandung 30-60 mg zat besi dan 400 mg asam folat (WHO, 2016). Tablet ini dapat diberikan setiap minggunya untuk memenuhi kebutuhan zat besi (WHO, 2019). Pemberian tablet besi dua kali perminggu selama dua bulan dapat meningkatkan kadar hemoglobin sebesar 0,99 g/dl (Ariutami, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa vitamin C dalam kelor yang dikonsumsi bersamaan dengan tablet Fe terbukti dapat meningkatkan kadar hemoglobin pada kelima responden yang mengalami anemia. Vitamin C memiliki fungsi sebagai absorbsi dan metabolisme besi, vitamin C mereduksi besi menjadi feri dan menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah untuk diabsorbsi. Vitamin C menghambat pembentukan hemosiderin yang sulit dibebaskan oleh besi apabila diperlukan. Absorbsi besi dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat apabila terdapat vitamin C. Selain konsumsi vitamin C dan tablet Fe, responden juga dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, serta menghindari aktivitas yang berat, istirahat cukup dan memeriksakan kehamilan secara lengkap.

KESIMPULAN DAN SARAN

Ada pengaruh pemberian seduhan daun kelor pada ibu hamil terhadap peningkatan kadar Haemoglobin (p-value = 0,000).

Bagi Ibu Hamil mengkonsumsi sayuran yang mengandung zat besi yaitu daun kelor, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan daging.Ibu hamil datang ke posyandu setiap bulan untuk memeriksaan kehamilannya. Selain itu ibu hamil juga dapat mencari informasi di media sosial tentang kehamilan. Bagi UPT Puskesmas Kenali diharapkan dapat menjadi masukan seperti bagi para petugas kesehatan guna meningkatkan mutu pelayanan pada ibu hamil untuk meningkatkan derajat kesehatan secara optimal untuk mengurangi risiko yang disebabkan oleh anemia yang membawa dampak terhadap proses kehamilan, persalinan dan nifas. Bagi Universitas Aisyah Pringsewu diharapkan dapat menjadi acuan institusi dalam pemberian materi kepada mahasiswa tentang kesehatan ibu hamil dalam peningkatan kadar Hb, juga untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat dengan kondisi dilapangan. Bagi Peneliti Selanjutnya diharapakan dapat dijadikan salah satu referensi dalam melakukan penelitian tentang ibu hamil dengan anemia serta menambah metode lain seperti penelitian kualitatif atau dengan desain yang berbeda menggunakan dua grup.

DECLARATIONS

Funding Statement

The authors did not receive support from any organization for the submitted work and No funding was received to assist with the preparation of this manuscript.

Conflict of Interest Statement

This research has no significant conflict. All the authors listed in this article have no involvement with outside parties. All authors approve the research results for publication, and all sources of writing have been included in the references.

Authors Contributions

The first author is responsible for making research proposals, identifying the questionnaires used, making research explanations and approval sheets, analyzing data, making final research reports, searching for journals for publication, and making publication manuscripts. The second and third authors are tasked with collecting data and coding in excel from the data collection results.

Availability of data and materials

Data and materials from the research will be accessible to readers after contacting the author.

Copyright and Licenses

Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under an Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.

Data Availability

References

  • Akhirin, M.M., Sanjaya, R, Sagita, Y.D., & Putri, N.A. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Wellness And Healthy Magazine, 3(1), 109-115.

    Astuti, S., Susanti, A. I., Nurparidah, R., & Mandiri, A. (2017). Asuhan ibu dalam masa kehamilan. Jakarta: EGC.

    Atika, Z., Layli, A. N., & Winiastri, D. (2021). Pengaruh Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam) Terhadap Kadar Hb Ibu Hamil Di Pmb Zummatul Atika. Media Bina Ilmiah, 15(8), 4971–4978.

    Hartati, T., & Sunarsih, S. (2021). Konsumsi Ekstrak Daun Kelor Dalam Meningkatkan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil. Malahayati Nursing Journal, 3(1), 101–107.

    Hendarto.D. (2019). Khasiat Jitu Daun Kelor Dan Sirih Merah Tumpas Penyakit. Jakarta Selatan: Laksana.

    Pribadi, A., Mose, J. C., & Anwar, A. D. (2015). Kehamilan risiko tinggi. Jakarta: CV Sagung Seto.

    Profil Dinkes Provinsi Lampung. (2019). Profil Kesehatan: Lampung: Dinkes Lampung.

    Proverawati, Atikah (2018) Anemia dan Anemia dalam Kehamilan: Yogyakarta: Nuha Medika

    Rahmawati, M., & Daryanti, M. S. (2017). Pengaruh Ekstrak Daun Kelor Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester 2 Dan 3 Di Puskesmas Semanu I (Doctoral dissertation, Universitas' Aisyiyah Yogyakarta).

    Simbolon, D. (2018). Modul Edukasi Gizi Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Energi Kronik (Kek) dan Anemia Pada Ibu Hamil. Deepublish.

    WHO (2018).Prevalence Of Anemia Among Pregnant Women (%)Https://Data.Worldbank.Org/Indicator/Sh.Prg.Anem

Editorial's Note

Journal of Current Health Sciences remains neutral with regard to jurisdictional claims in published maps and institutional affiliations.

Rights and permissions

Open Access This article is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License, which permits use, sharing, adaptation, distribution and reproduction in any medium or format, as long as you give appropriate credit to the original author(s) and the source, provide a link to the Creative Commons licence, and indicate if changes were made. The images or other third party material in this article are included in the article's Creative Commons licence, unless indicated otherwise in a credit line to the material. If material is not included in the article's Creative Commons licence and your intended use is not permitted by statutory regulation or exceeds the permitted use, you will need to obtain permission directly from the copyright holder. To view a copy of this licence, visit https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/.

Fulltext

Keywords

  • Daun Kelor
  • Kadar Hb
  • ibu Hamil
  • Moringa leaves
  • Hb levels
  • pregnant women

Author Information

Evi Susanti

Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia.

Hellen Febriyanti

Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia.

Yona Desni Sagita

Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia.

Riona Sanjaya

Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia.

Article History

Submitted : 12 July 2021
Revised : 29 September 2021
Published : 27 November 2021

How to Cite This

Susanti, E., Febriyanti, H., Sagita, Y. D., & Sanjaya, R. (2021). Pengaruh Pemberian Seduhan Daun Kelor pada Ibu Hamil Terhadap Peningkatan Kadar Haemoglobin. Journal of Current Health Sciences, 1(2), 59–62. https://doi.org/10.47679/jchs.202112

Crossmark and Dimension

Verify authenticity via CrossMark

template

Before Submission

Keywords

visitors

Journal Visitors

Flag Counter

View MyStat View MyStat

Ceritificate-Accreditation

Certificate Accreditation