Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil dalam Melakukan Pemeriksaan Hepatitis B

Vol. 2 No. 2: 2022 | Pages : 67-72

DOI: 10.47679/jchs.202216   Reader : 1823 times PDF Download : 61 times

Abstract

PENDAHULUAN

Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Pertumbuhan dan perkembangan kehamilan menentukan derajat kesehatan ibu hamil dan output kehamilannya. Selama masa kehamilan terjadi perubahan dalam sistem tubuh yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012). Pemeriksaan kehamilan adalah suatu hal yang penting untuk dilakukan untuk menuju kehamilan yang sehat. Penyakit hepatitis merupakan peradangan atau infeksi pada sel-sel hati yang disebabkan oleh virus hepatitis (Putri dkk, 2019).

Terdapat beberapa jenis virus hepatitis yaitu hepatitis A, hepatitis B dan hepatitis C. Hepatitis B dan C adalah jenis hepatitis yang paling umum terjadi selama kehamilan. Hepatitis B merupakan infeksi pada hati dengan risiko penularan 50-100 kali lebih menular dari HIV dan 10 kali dari virus Hepatitis C (Anaedobe dkk, 2015). Indonesia merupakan negara dengan endemisitas tinggi Hepatitis B dan terbesar kedua di negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar (Kemenkes RI, 2014).

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukan bahwa pada tahun 2018, Asia Pasifik merupakan wilayah yang memiliki kasus infeksi virus Hepatitis B terbesar di Dunia. Sebanyak 74% dari global kematian kanker hati terjadi di Asia, termasuk Indonesia (WHO, 2020).

Indonesia menempati urutan ke tiga penderita Hepatitis B terbanyak setelah Cina dan India di wilayah Asia dan Asia Tenggara. Sebanyak 100 juta orang hidup dengan Hepatitis Kronis. Hepatitis B menyebabkan hampir 1,4 juta kasus baru dan 300 ribu kematian. Pada tahun 2018 terdapat 29.060 ibu hamil di seluruh Indonesia yang terkena infeksi virus Hepatitis B (Kemenkes RI, 2018). Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menemukan prevalensi HbsAg di Indonesia adalah 7,2%. Angka ini lebih rendah bila dibandingkan dengan data tahun 2007, yaitu 9,4%, yang diperkirakan 18 juta orang menderita penyakit Hepatitis B di Indonesia. Riskesdas menyebutkan prevalensi berdasarkan riwayat diagnosa dokter menurut provinsi di Indonesia pada tahun 2018 ada sekitar 0,39% masyarakat menderita Hepatitis B (Riskesdas, 2018).

Data Provinsi Lampung tahun 2018 sebanyak 15.041 ibu hamil telah di periksa hepatitis B dan sebanyak 238 ibu hamil positif terkena hepatitis B apabila dikonversikan sebanyak 15,04% Ibu hamil positif terkena hepatitis B, deteksi dini hepatitis B pada ibu hamil bertujuan untuk melakukan pencegahan penularan hepatitis B dari ibu ke bayi (Kemenkes RI, 2019).

Program nasional dalam pencegahan dan pengendalian virus Hepatitis B saat ini fokus pada Pencegahan Penularan Ibu ke Anak (PPIA) karena 95% penularan Hepatitis B adalah secara vertikal yaitu dari ibu yang positif Hepatitis B ke bayi yang dilahirkannya. Sejak tahun 2015 telah dilakukan kegiatan Deteksi Dini Hepatitis B (DDHB) pada ibu hamil dilayanan kesehatan dasar (Puskesmas) dan jaringannya. Pemeriksaan Hepatitis B pada ibu hamil dilakukan melalui pemeriksaan darah dengan menggunakan tes cepat/Rapid Diagnostic Test (RDT) HbsAg (Kemenkes RI, 2019).

Dampak ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan hepatitis B yaitu tidak dapat terdiagnosis secara dini jika ibu mengalami hepatitis B. sedangkan hepatitis B pada ibu hamil yaitu dapat menyebabkan BBLR. Ibu hamil dengan HbsAg positif terdapat 54 orang (63,5%) yang beresiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) sedangkan kelompok Ibu hamil dengan HbsAg negatif terdapat 11 orang (73,3%) yang beresiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (Ginting dan Kurniawan, 2020).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ibu dalam melakukan pemeriksaan hepatitis B yaitu pengetahuan, sikap, persepsi, jarak tempuh dan dukungan suami. pengetahuan sangat memengaruhi pola fikir ibu hamil, dimana ibu hamil yang mempunyai pengetahuan baik, memiliki cukup informasi sehingga ibu hamil mengetahui pentingnya pemeriksaan hepatitis B (Pemula, 2021). Didukung oleh penelitian Putri dkk (2019) yang menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu hamil dengan pemeriksaan hepatitis di Wilayah Puskesmas Martoba Pematang Siantar tahun 2019.

Selain faktor pengetahuan, sikap juga dapat mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan hepatitis B. Pada prinsipnya sikap itu dapat kita anggap suatu kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu. Sikap ibu hamil sangat memengaruhi peningkatan derajat kesehatan anak dimasa yang akan datang, dimana sikap ibu yang positif akan memengaruhi keinginan ibu hamil untuk datang ke Puskesmas dan melakukan pemeriksaan HbsAg, sebaliknya ibu dengan sikap negatif tidak mau untuk melakukan pemeriksaan HbsAg, oleh karena itu sikap ditunjukan dalam sebuah perilaku ibu hamil. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pemula dkk (2021) yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan perilaku ibu hamil dalam pemeriksaan HbsAg di Puskesmas Rawat Inap Way Kandis Kota Bandar Lampung Tahun 2021.

Pendidikan berpengaruh besar terhadap perilaku kesehatan seseorang. pendidikan seseorang akan mempengaruhi cara berfikir dan cara pandang terhadap diri dan lingkungannya. Ibu dengan pendidikan tinggi, memiliki pengetahuan lebih baik dibanding dengan ibu berpendidikan rendah. Sehingga semakin baik pendidikan ibu hamil maka akan semakin baik juga perilaku ibu hamil termasuk dalam melakukan pemeriksaan hepatitis B. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriani dan Anggraini (2021) yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan ibu tentang hepatitis B.

Usia ibu pada kehamilan juga dapat menjadi resiko tinggi yang menyebabkan ibu hamil terpapar hepatitis B. hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Artini (2019) yang menunjukkan bahwa dari 12 orang ibu hamil pada umur 15-19 tahun yang di periksa, sebanyak 12 orang (100%) negatif HbsAg, dari 69 ibu hamil umur 20-30 tahun yang diperiksa sebanyak 2 orang ( 2,9 %) positif HbsAg dan sebanyak 67 orang ( 97,1%) negatif HbsAg. Dan dari 49 ibu hamil umur 31- 40 tahun didapat 1 orang (2,0%) positif HbsAg dan 48 orang (98,0%) negatif HbsAg. Sedangkan dari 4 orang ibu hamil umur ≥40 tahun tidak ada yang positif HBsAg atau 4 orang (100%) negatif HbsAg.

Berdasarkan data UPT Puskesmas Rawat Inap Kenali Kabupaten lampung Barat merupakan salah satu puskesmas yang miliki wilayah 10 desa dengan target ibu hamil sebanyak 273 orang, namun jumlah pencapaian target pemeriksaan triple eliminasi (HIV, sifilis dan hepatitis b) pada ibu hamil masih tergolong rendah dari target SPM yaitu 90%. Berdasarkan data profil Puskesmas Rawat Inap Kenali Lampung Barat, angka kejadian ibu hamil yang melakukan pemeriksaani Hepatitis B tahun 2019 berjumlah 162 (59%) orang dari 273 ibu hamil, sedangkan tahun 2020 angka capaian pemeriksaan hepatitis B pada ibu hamil berjumlah 145 orang (53%) dan kini tahun 2021 terhitung sejak Januari – Agustus sudah tercatat baru 60 ibu hamil (21%) yang melakukan pemeriksaan hepatitis B dengan kasus positif sebanyak 2 ibu hamil.Semua kejadian kasus diatas, 70% disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan serologi pada ibu hamil khususnya pemeriksaan Hepatitis B. Hal tersebut sangat mendukung penelitian yang akan dilakukan (Profil Puskesmas Rawat Inap Kenali Lampung Barat, 2021).

METODE

Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester II dan III di Wilayah Kerja Puskesmas Kenali Kabupaten Lampung Barat sebanyak 31 orang dengan sampel menggunakan total sampling. Variabel dalam penelitian ini yaitu pengetahuan, sikap, pendidikan, usia ibu hamil, dan pemeriksaan Hepatitis B. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis data dalam penelitain ini menggunakan spearman rank.

HASIL DAN DISKUSI

Variabel Frekuensi Persenatase (%)
Pemeriksaan Hepatitis B
Sudah 18 58,1
Belum 13 41,9
Pengetahuan Ibu
Baik 17 54,8
Kurang Baik 14 45,2
Sikap Ibu
Positif 18 58,1
Negatif 13 41,9
Pendidikan Ibu
Lanjutan 16 51,6
Dasar 15 48,4
Usia Ibu
Tidak Berisiko 22 71,0
Berisiko 9 29,0
Jumlah 31 100
Table 1. Distribusi frekuensi pemeriksaan hepatitis B di UPT Puskesmas Rawat Inap Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun 2021

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 31 responden didapatkan 18 (58,1%) responden sudah melakukan pemeriksaan hepatitis B, 17 (54,8%) responden memiliki pengatahuan yang baik, 18 (58,1%) responden memiliki sikap yang positif, 16 (51,6%) responden dengan pendidikan lanjutan, dan 22 (71%) responden dengan usia tidak berisiko.

Pengetahuan Pemeriksaan Hepatitis B Total P value
Sudah Belum
N % N % N %
Baik 14 82,4 3 17,6 17 100 0,002
Kurang baik 4 28,6 10 71,4 14 100
Total 18 58,1 13 41,9 31 100
Table 2. Pengaruh pengetahuan ibu hamil dengan pemeriksaan Hepatitis B di UPT Puskesmas Rawat Inap Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun 2021

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 17 responden yang memiliki pengetahuan baik didapatkan 14 (82,4%) responden sudah melakukan pemeriksaan hepatitis B dan 3 (17,6%) responden belum melakukan pemeriksaan hepatitis B. Sedangkan dari 14 responden yang memiliki pengetahuan kurang baik didapatkan 4 (28,6%) responden sudah melakukan pemeriksaan hepatitis B dan 13 (41,9%) responden belum melakukan pemeriksaan hepatitis B. Hasil uji spearman rank didapatkan p value 0,002 < 0,05 artinya ada pengaruh pengetahuan ibu hamil dengan pemeriksaan Hepatitis B di UPT Puskesmas Rawat Inap Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun 2021.

Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang melakukan peginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, indera penciuman, indera perasa dan indera peraba. Namun sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan atau Kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pada kenyataannya perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih baik dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2012).

Penelitian Zulfian (2018) menemukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kejadian hepatitis B. apabila seseorang memiliki pengetahuan yang baik akan berdampak terhadap terbentuknya perilaku yang baik pula. Adanya hubungan antara pengetahuan ibu tentang penyakit hepatitis B terhadap kejadian hepatitis B pada ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor predisposisi yaitu pengetahuan ibu yang masuk dalam kategori kurang baik belum melakukan pencegahan dengan baik dan pengetahuan tentang penyakit hepatitis B masih minim. Selain itu faktor pendorong seperti peran petugas kesehatan setempat belum optimal dalam memberikan penyuluhan tentang kesehatan kepada warga atau masyarakat sekitar. Sehingga perilaku masyarakat masih kurang baik (Zulfian dkk, 2018).

Wanita hamil dengan pengetahuan kurang memiliki stigma yang terkait dengan hepatitis B dan menyebabkan kesalahpahaman tentang risiko dan tingkat keparahan penyakit. Selain itu kemungkinan ibu tidak dapat menyadari manfaat pemeriksaan yang akan dilakukan sehingga memperbesar peluang ibu untuk menolak dan tidak melanjutkan pemeriksaan (Bcheraoui dkk, 2013).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2019) yang mengatakan bahwa hasil uji statistik Binary Logistic didapati pengetahuan memiliki nilai signifikan 0,017, dimana p value < 0,05, yang berarti ada pengaruh antara pengetahuan dengan pemeriksaan hepatitis di Wilayah Kerja Puskesmas Martoba. Pengetahuan memiliki nilai Exp (B) sebesar 9.032, hal ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki memiliki pengetahuan baik memiliki peluang 9.032 kali lebih besar melakukan pemeriksaan hepatitis dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan kurang.

Menurut asumsi peneliti, masih banyak ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang mengenai pemeriksaan hepatitis dikarenakan sikap ibu yang tidak mau bertanya kepada petugas kesehatan tentang pentingnya pemeriksaan hepatitis, pendidikan ibu yang rendah juga berpengaruh karena ibu hamil tidak memperoleh pengetahuan semasa sekolah dulu tentang pemeriksaan hepatitis.

Sikap Pemeriksaan Hepatitis B Total P value
Sudah Belum
N % N % N %
Positif Negatif 14 4 77,8 30,8 4 9 22,2 69,2 18 13 100 100 0,008
Total 18 58,1 13 41,9 31 100
Table 3. Pengaruh sikap ibu hamil dengan pemeriksaan Hepatitis B di UPT Puskesmas Rawat Inap Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun 2021

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 18 responden yang memiliki sikap postif didapatkan 14 (77,8%) responden sudah melakukan pemeriksaan hepatitis B dan 4 (22,2%) responden belum melakukan pemeriksaan hepatitis B. Sedangkan dari 13 responden yang memiliki sikap negatif didapatkan 4 (30,8%) responden sudah melakukan pemeriksaan hepatitis B dan 9 (69,2%) responden belum melakukan pemeriksaan hepatitis B. Hasil uji spearman didapatkan p value 0,008 < 0,05 artinya ada pengaruh sikap ibu hamil dengan pemeriksaan Hepatitis B di UPT Puskesmas Rawat Inap Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun 2021.

Sikap dalam arti yang sempit adalah pandangan atau kecenderungan mental. Sikap (attitude) adalah suatu kecenderungan untuk mereaksi suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak suka atau acuh tak acuh. Dengan demikian, pada prinsipnya sikap itu dapat kita anggap suatu kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu (Mulyani & Salsabil, 2020).

Sikap terbentuk dari 3 hal yaitu kepercayaan atau keyakinan dari ide atau konsep yang diketahui, kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap objek atau konsep, kecendrungan untuk bertindak atau tidak bertindak (Juniny dkk, 2014). Sikap dipengaruhi oleh pengalaman ibu hamil sebelumnya. Ibu yang belum memiliki pengalaman dari kehamilan sebelumnya dapat mempengaruhi pengetahuan ibu hamil tersebut. Responden yang belum pernah hamil belum mengetahui resiko tinggi dalam kehamilan (Nugroho dkk, 2019).

Dampak sikap dalam menghadapi adaptasi pemeriksaan HbsAg pada masa kehamilan mengakibatkan kurangnya pemahaman masalah fisiologis maupun psikologis yang terjadi. Masalah kesehatan fisiologis dan psikologis dalam periode kehamilan yang tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan komplikasi bagi ibu maupun janin (Apriadi, 2021).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyani (2020) menemukan bahwa ada pengaruh antara sikap dengan pemeriksaan hepatitis B. Sikap ibu hamil tentang pencegahan penyakit hepatitis B pada janin sebagian besar dari responden (56.2 %) memiliki sikap positif. Menurut asumsi peneliti, sikap berpengaruh pada perilaku individu, dimana ada hubungan antara sikap dengan perilaku pemeriksaan hepatitis B pada ibu hamil. Sikap ibu hamil bisa dipengaruhi oleh bidan dalam memberikan promosi kesehatan terkait kehamilan dan persalinan.

Pendidikan Pemeriksaan Hepatitis B Total P value
Sudah Belum
N % N % N %
Lanjutan Dasar 13 5 81,3 33,3 3 10 18,8 66,7 16 15 100 100 0,006
Total 18 58,1 13 41,9 31 100
Table 4. Pengaruh pendidikan ibu hamil dengan pemeriksaan Hepatitis B di UPT Puskesmas Rawat Inap Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun 2021

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 16 responden yang memiliki pendidikan lanjutan didapatkan 13 (81,3%) responden sudah melakukan pemeriksaan hepatitis B dan 3 (18,8%) responden belum melakukan pemeriksaan hepatitis B. Sedangkan dari 15 responden yang memiliki pendidikan dasar didapatkan 5 (33,3%) responden sudah melakukan pemeriksaan hepatitis B dan 10 (66,7%) responden belum melakukan pemeriksaan hepatitis B. Hasil uji spearman rank didapatkan p value 0,006 < 0,05 artinya ada pengaruh pendidikan ibu hamil dengan pemeriksaan Hepatitis B di UPT Puskesmas Rawat Inap Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun 2021.

Pendidikan berpengaruh pada perilaku individu, adanya hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kepatuhan ibu melaksanakan pemeriksaan hepatitis B. Pendidikan yang tinggi memungkinkan ibu untuk lebih mudah menerima informasi dan mengambil keputusan (Noviana, 2018). Memberikan bekal perempuan dengan informasi sehingga menjadi berdaya guna bermanfaat dalam meningkatkan kualitas kesehatan perempuan itu sendiri Pelayanan ANC yang berkualitas jika setiap ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan ditawarkan untuk melakukan pemeriksaan hepatitis B, HIV dan sifilis (Olza dkk, 2018). Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi pemberian respon yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan akan berfikir seberapa banyak keuntungan yang akan mungkin mereka peroleh dari gagasan tersebut (Mulyani & Salsabil, 2020).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arini (2020) menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara karakteristik umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, serta perolehan informasi selama periode kehamilan dengan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang penyakit hepatitis B. Menurut asumsi peneliti, seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan berbeda tingkah lakunya dengan ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini disebabkan ibu yang berpendidikan tinggi akan lebih banyak mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya menjaga kesehatan terutama dalam keadaan hamil yang merupakan kondisi berisiko.

Umur Pemeriksaan Hepatitis B Total P value
Sudah Belum
N % N % N %
Tidak berisiko 16 72,7 6 27,3 22 100 0,008
Berisiko 2 22,2 7 77,8 9 100
Total 18 58,1 13 41,9 31 100
Table 5. Pengaruh pendidikan ibu hamil dengan pemeriksaan Hepatitis B di UPT Puskesmas Rawat Inap Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun 2021

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 22 responden dengan usia tidak berisiko didapatkan 16 (72,7%) responden sudah melakukan pemeriksaan hepatitis B dan 6 (27,3%) responden belum melakukan pemeriksaan hepatitis B. Sedangkan dari 9 responden dengan umur berisiko didapatkan 2 (22,2%) responden sudah melakukan pemeriksaan hepatitis B dan 13 (41,9%) responden belum melakukan pemeriksaan hepatitis B. Hasil uji spearman rank didapatkan p value 0,008 < 0,05 artinya ada pengaruh usia ibu hamil dengan pemeriksaan Hepatitis B di UPT Puskesmas Rawat Inap Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun 2021.

Umur berisiko bagi ibu hamil terinfeksi adalah 16-40 tahun yang merupakan fase kehidupan rentan terhadap infeksi melalui aktivitas seksual dan siklus reproduksi karena VHB juga ditemukan dalam air liur, air mata, semen dan lendir vagina yang akan menginfeksi host secara horisontal melalui kulit dan mukosa yang mengalami lesi (Franco et al., 2012).

Usia tidak berisiko juga menjadi masa puncak aktivitas seksual sehingga menunjukkan peran hubungan seksual dalam penularan hepatitis B karena selain darah, virus hepatitis B juga ditemukan pada cairan tubuh seperti air liur, air mata, air mani dan lendir vagina yang dapat menginfeksi secara horizontal. Meskipun berdasarkan kelompok umur, kebanyakan responden yang mengalami hepatitis B berada pada usia tidak berisiko, namun hasil uji statistik menunjukkan bahwa kelompok umur bukan merupakan faktor risiko kejadian hepatitis B pada ibu hamil, hal ini dimungkinkan karena proporsi ibu dengan kelompok umur tidak berisiko yang sangat jauh dari presentase responden secara keseluruhan (Pither dkk, 2021).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bajema dkk (2018) yang menunjukkan bahwa dari 4391 ibu hamil dengan Hepatitis B diketahui seluruhnya terjadi pada usia tidak berisiko yaitu 2572 (59%) pada kelompok umur 26-25 tahun, 1038 (24%) berumur ≤ 25 tahun dan 781 (18%) berumur > 35 tahun.

Penelitian di China menyatakan umur ibu dengan Hepatitis B terbanyak yaitu 247 orang (5,64%) pada umur >20 tahun dan berisiko 4,54 kali terinfeksi virus Hepatitis B (Ding dkk, 2013). Penelitian di (Lombok) melaporkan 63,4% ibu hamil dengan VHB berusia 25-34 tahun (Faizaturrahmi dkk, 2018). Menurut asumsi peneliti, umur menjadi salah satu faktor risiko bagi ibu hamil untuk terinfeksi hepatitis B, terutama bagi ibu dengan usia 20-35 tahun karena usia ini merupakan masa puncak interaksi sosial antara lawan jenis sehingga menjadi fase retan dalam kehidupan rumah tangga melalui siklus reproduksi.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian ini maka didapatkan simpulan bahwa ada pengaruh pengetahuan, sikap, pendidikan, dan usia dengan pemeriksaan Hepatitis B di UPT Puskesmas Rawat Inap Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun 2021 dengan p value <0,05. Diharapkan ibu hamil dapat mencari informasi mengenai pentingnya melakukan pemeriksaan hepatitis B. Sehingga ibu termotivasi untuk melakukan pemeriksaan hepatitis B. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi petugas kesehatan untuk lebih sering melakukan sosialisasi kepada ibu hamil agar mau melakukan pemeriksaan hepatitis B.

Acknowledgements

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua informan yang terlibat dalam penelitian ini atas kesediaannya memberikan kesempatan kepada penulis untuk berbagi pengalaman.

Funding Statement

The authors did not receive support from any organization for the submitted work and No funding was received to assist with the preparation of this manuscript

Conflict of Interest statement

Penulis yang namanya tercantum tepat di bawah ini menyatakan bahwa tidak memiliki afiliasi atau keterlibatan dengan pihak luar manapun dan tulisan ini murni dari sumber yang dicantumkan di daftar pustaka serta tidak mengandung plagarisme dari jurnal artikel manapun. Sumber tulisan telah dicantumkan seluruhnya didaftar pustaka.

Copyright

Hak cipta artikel ini dipegang oleh penulis

Data Availability

References

  • Anaedobe CG, Fowotade A, Omoruyi CE, dkk. (2015). Prevalensi, fitur sosio demografis dan faktor risiko infeksi virus Hepatitis B di antara wanita hamil di Nigeria Barat Daya. Jurnal Medis Pan Afrika, 20: 406, 3-6, 9
  • Apriadi. (2021). Analisis faktor keikutsertaan screening hepatitis “B” pada ibu hamil. SAGO Gizi dan Kesehatan 3(1) Juli – Desember 2021
  • Arini, Dian, T., Yunita, A., & Hartono. (2020). Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Tingkat Pengetahuan tentang Penyakit Hepatitis B di RS DR Oen Solo Baru Karya Tulis Ilmiah.
  • Artini. (2019). Gambaran Hasil Pemeriksaan HBsAg Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019. Skripsi Politeknik Kesehatan Jurusan Analis Kesehatan Palembang.
  • Azwar. (2013). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Bajema, K. L., Stankiewicz Karita, H. C., Tenforde, M. W., Hawes, S. E., & Heffron, R. (2018). Maternal hepatitis B infection and pregnancy outcomes in the United States: A populationbased cohort study. Open Forum Infectious Diseases, 5(6), 1–6
  • Bartini. (2012). ANC Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal. Yogyakarta: Nuha Medika.
  • Bcheraoui, C., Nieto, G., Dubon, A., Gagnier, M., Sutton, M., & Mokdad, A. (2013). Disparities in HIV screening among pregnant women El Salvador. PLoS ONE, 8(12), 1–8.
  • CDC. (2013). Know Hepatitis B. https://www.cdc.gov/knowhepatitisb/. Accessed octobe 2021
  • Ding, Y., Sheng, Q., Ma, L., & Dou, X. (2013). Chronic HBV infection among pregnant women and their infants in Shenyang, China, 1–5.
  • Faizaturrahmi, E., Ani, L. S., & Sari, K. A. K. (2018). Risk factors for hepatitis B virus infections among pregnant women in East Lombok District. Public Health and Preventive Medicine Archive, 6(2), 108
  • Franco, E., Bagnato, B., Marino, M. G., Meleleo, C., Serino, L., & Zaratti, L. (2012). Hepatitis B: Epidemiology and prevention in developing countries. World Journal of Hepatology, 4(3), 74–80.
  • Ginting dan Kurniawan. (2020). Pengaruh Hepatitis B (HBsAg) Pada Ibu Hamil Terhadap Resiko Bayi Berat Badan Lahir Rendah. Binawan Student Journal (BSJ) Volume 2, Nomor 1, April 2020
  • Indriani dan Anggraini. (2021). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Tenaga Teknis Kefarmasian Tentang Hepatitis B Di Kabupaten Sragen. IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 8 No. 1 – Januari 2021
  • Juniny, M., Ridwan, A., & Legiran. (2014). Hubungan Antara pengetahuan dan Sikap serta Dukngan Petugas Kesehatan terhadap kepatuhan imunisasi hepatitis B di wilayah kerja Puskesmas Ariodillah.
  • Kemenkes RI. (2014). INFODATIN: Pusat data dan informasi. Jakarta: Kemenkes RI.
  • Kemenkes RI. (2016). Hepatitis B. Jakarta: Kemenkes RI
  • Kemenkes RI. (2017). Situasi Penyakit Hepatitis B di Indonesia tahun 2017. Jakarta: Kemenkes RI
  • Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta: Kemenkes RI.
  • Margaretha Pither. dkk. (2021). Faktor Risiko Kejadian Hepatitis B pada Ibu Hamil di Kabupaten Luwu Timur. MPPKI (September, 2021) Vol. 4. No. 3
  • Masriadi. (2017). Epidemiologi Penyakit Menular. (Ed. 1) Depok: PT Raja Grafindo Persada.
  • Mukhlis, H., Putri, R. H., Puspita, L., Wardani, P. K., & Fitri, N. L. (2020). Variables Associated To The Decline Of Cognitive Function In The Third Trimester Of Pregnancy. Journal of Critical Reviews, 7(14), 1449-1456.
  • Mulyani, Y., & Salsabil, V. N. (2020). Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Pencegahan Penularan Penyakit Hepatitis B Pada Janin Di Puskesmas Ciaparay Kabupaten Bandung Tahun 2019. Journal for Quality in Women; s Health, 3(2), 195–200
  • Navabakhsh B, Mehrabi N, Estakhri A, Mohamadnejad M, Poustchi H. (2011). Hepatitis B Virus Infection during Pregnancy: Transmission and Prevention. Middle East J Dig Dis. 2011;3(2):92-102.
  • Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
  • Nugroho, F. F. A., Follona, W., & Purbowoti, N. (2019). faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu hamil tentang hepatitis B pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan cilinging jakarta Utara
  • Nurhidayati (2021). Faktor Risiko Hepatitis B Pada Ibu Hamil Di Kota Makassar Tahun 2019. Journal of Muslim Community Health (JMCH) VOL. 2, NO. 3, JULI-SEPTEMBER 2021
  • Olza, I. et al. (2018) ‘Women’s psychological experiences of physiological childbirth: A meta-synthesis’, BMJ Open, 8(10)
  • Pemula, Giok (2021). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Hamil dalam Pemeriksaan HbsAG. Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6, No 2: June 2021
  • Putri, Dwiana Kartika, dkk (2019). Faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan hepatitis. Nursing Arts. Vol XIII, No 01,
  • Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Hasil utama riskesdas 2018. Jakarta: Kemenkes RI.
  • Setyawan, Dodiet Aditya. (2021). Hipotesis dan Variabel Penelitian. Surakarta: Tahta Media Group
  • Surya, dkk. (2016). Kehamilan dengan Hepatitis B. Jakarta: CV. Sagung Seto
  • Wawan dan Dewi, (2019). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia, Yogyakarta: Nuha Medika.
  • WHO. (2019). Hepatitis B. World Health Organization
  • Zulfian dkk. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kejadian Hepatitis B Di Puskesmas Beringin Kecamatan Lubai Kota Palembang. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 3, Juli 2018

Editorial's Note

Journal of Current Health Sciences remains neutral with regard to jurisdictional claims in published maps and institutional affiliations.

Rights and permissions

Open Access This article is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License, which permits use, sharing, adaptation, distribution and reproduction in any medium or format, as long as you give appropriate credit to the original author(s) and the source, provide a link to the Creative Commons licence, and indicate if changes were made. The images or other third party material in this article are included in the article's Creative Commons licence, unless indicated otherwise in a credit line to the material. If material is not included in the article's Creative Commons licence and your intended use is not permitted by statutory regulation or exceeds the permitted use, you will need to obtain permission directly from the copyright holder. To view a copy of this licence, visit https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/.

PDF

Keywords

  • Pengetahuan
  • Sikap
  • Pendidikan
  • Usia
  • Pemeriksaan Hepatitis B

Author Information

Patma Nofiani

Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia.

ORCID : https://orcid.org/0000-0002-8383-7927

Riona Sanjaya

Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia.

Article History

Submitted : 19 April 2022
Revised : 27 August 2022
Published : 25 November 2022

How to Cite This

Nofiani, P., & Sanjaya, R. (2022). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil dalam Melakukan Pemeriksaan Hepatitis B. Journal of Current Health Sciences, 2(2), 67–72. https://doi.org/10.47679/jchs.202216

Crossmark and Dimension

Verify authenticity via CrossMark

template

Before Submission

Keywords

visitors

Journal Visitors

Flag Counter

View MyStat View MyStat

Ceritificate-Accreditation

Certificate Accreditation